Terkait akan pengembangan pembangunan Alur Transportasi Sungai untuk Transportasi Batubara serta Komoditas Karet dan Kelapa Sawit oleh PT.Sarana Karya Anugerah Lematang di Sungai Lematang,Direktur Utama Konsorsium PT.Sarana Karya Anugerah Lematang,Agussalim Igarashi menyampaikan bahwa,PT.SKAL di Q4-2018 ini telah menyelesaikan tahap pembelian dan kontrak pengadaan untuk alat pengerukan Sungai Lematang serta fasilitas pendukungnya sebagaimana disebutkan di bawah sebagai berikut :
- 2 x CSD-Cutter Suction Dredge,kapasitas 2,000 m3/jam (Alat Keruk)
- 4 x Pindad Excavator + Unit Ponton,kapasitas 410 m3/jam (Alat Keruk)
- 2 x Metso LT300,kapasitas 1,000 m3/jam (Alat Proses Sedimen)
- 2 x Telestack Conveyor System,kapasitas 1000 m3/jam (Alat Bongkar Muat Sedimen)
- 2 x Mobile Reclaim+Waste Processing Plant , 2 x 1,000 Tph (Alat Pengolahan Sedimen)
Dan bersamaan dengan itu di bulan Oktober 2018,pihak PT.SKAL Konsorsium juga telah merampungkan proses EPC dengan pihak penyedia fasilitas pelabuhan dengan alih teknologi dari Jerman yaitu Takraf Tenova untuk pengembangan Pelabuhan Batubara khusus yang akan di gunakan sebagai fasilitas bongkar muat batubara di daerah Lahat dengan kapasitas terpasang sebesar 3,000 ton/jam dengan menggunakan konsep Telescopic Chute dan Portal Scrapper/Reclaimer,yang mana hal ini guna mengurangi dampak paparan debu batubara di area stockpile dan selama proses muat batubara ke tongkang batubara di Pelabuhan dan sekitarnya nanti.

Selain itu dan serta yang tak kalah pentingnya adalah pengadaan unit alat angkut tongkang untuk angkutan Batubara serta komoditas lainnya dengan unit tongkang kapasitas 220 s/d 270 feet atau 3,000 s/d 5,000 ton telah pula di rampungkan dalam pencapaian penandatanganan skema kerja sama angkutan antara PT.SKAL dan pihak PT.Jasa Armada Indonesia,Tbk (Pelindo II) dan PT.CAI-Central Asia Indonesia.
Adapun untuk pembangunan bangunan pelindung bantaran Sungai Lematang dengan Talud atau Kombinasi Bronjong + Keramba Base Footage (bagan penangkap udang sungai/ikan) ,PT.SKAL juga telah menunjuk PT.Geoteknik Utama Konstruksi untuk pelaksanaan pemasangan talud atau bronjong di sepanjang Alur Sungai Lematang (+/- 160 km) dan diharapkan dengan penerapan bangunan talud atau bronjong ini dapat menghindari terjadinya abrasi badan bantaran sungai lematang.
Dengan selesainya proses teknis dan komersial dari PT.SKAL Konsorsium,saat ini PT.SKAL menunggu perampungan proses penyelesaian tahap administrasi regulasi peraturan daerah Provinsi Sumatera Selatan untuk dapat memulai pekerjaan,Agussalim Igarashi menambahkan bahwa pihak Konsorsium PT.SKAL idealnya dapat mulai melakukan pekerjaan pengerukan di Sungai Lematang,dimana selain hal ini dapat membantu untuk mengurangi sedimentasi di Sungai Lematang yang di tenggarai akibat tingginya pendangkalan di sepanjang alur Sungai Lematang dari Lahat hingga ke PALI ,potensi meluapnya air Sungai Lematang ke pemukiman warga dan ruas jalan Provinsi Trans SumSel juga dapat di kurangi utamanya penerapan bangunan pelindung bantaran sungai atau Talud yang dapat mengurangi dampak pengikisan atau abrasi terhadap bangunan jalan dan tanah warga/masyarakat di sepanjang alur Sungai Lematang khususnya di musim penghujan saat ini.
PT.SKAL Konsorsium dalam waktu dekat akan kembali melakukan proses sosialisasi terhadap 22 desa di sepanjang alur Sungai Lematang sebelum proses pelaksanaan pekerjaan pembangunan Alur Sungai Lematang di laksanakan di awal tahun 2019 atau tepatnya di Januari 2019.
Proses konstruksi atau pembangunan pembuatan Alur Lematang akan memakan waktu selama 1 tahun lamanya dan di harapkan di awal tahun 2020,Alur Sungai Lematang dapat mulai di operasikan dengan target distribusi/transportasi produksi komoditas :
- Batubara : 28 Juta ton/tahun
- Sawit/TBS : 7 Juta ton/tahun
- Karet : 3 Juta ton/tahun
- Kayu : 2 Juta ton/tahun
Sebagai penutup dari penyampaiannya,Agussalim Igarashi mengutarakan program pengembangan pembangunan Alur Tol Sungai Lematang ini di yakini dapat membantu dan sinergis dengan rencana jangka panjang dari Pemerintah Daerah SumSel yaitu sarana transportasi komoditas alternatif yang hemat,efisien,ramah lingkungan dan padat karya serta utamanya yang tak luput adalah mengembalikan restorasi habitat ikan belida yang merupakan ikan khas di Sungai Lematang yang hanya dapat hidup dan berkembang di perairan yang dalam.